Biografi Hans Bague Jassin
Hans
Bague Jassin, atau lebih sering disingkat menjadi H.B. Jassin (lahir di
Gorontalo , 13 Juli 1917 – meninggal di Jakarta ,
11 Maret 2000 pada umur 82 tahun) adalah seorang pengarang, penyunting, dan
kritikus sastra ternama dari Indonesia .
H.B. Jassin menyelesaikan pendidikan dasarnya di HIS Balikpapan ,
lalu ikut ayahnya pindah ke Pangkalan Brandan, Sumatera Utara, dan
menyelesaikan pendidikan menengahnya (HBS) di sana . Pada saat itu ia sudah mulai menulis
dan karya-karyanya di muat di beberapa majalah. Setelah sempat bekerja sukarela
di kantor Asisten Residen Gorontalo selama beberapa waktu, ia menerima tawaran
Sutan Takdir Alisjahbana untuk bekerja di badan penerbitan Balai Pustaka tahun
1940. Setelah periode awal tersebut, H.B. Jassin menjadi redaktur dan kritikus
sastra pada berbagai majalah budaya dan sastra di Indonesia; antara lain Pandji
Poestaka, Mimbar Indonesia ,
Zenith, Sastra, Bahasa dan Budaya, Horison, dan lain-lain.
Kritik
sastra yang dikembangkan H.B. Jassin umumnya bersifat edukatif dan apresiatif,
serta lebih mementingkan kepekaan dan perasaan daripada teori ilmiah sastra.
Sedemikian besarnya pengaruh H.B. Jassin terhadap lingkungan sastra Indonesia , sehingga pernah membuatnya dijuluki
sebagai "Paus Sastra Indonesia ".
Pada awal periode 1970-an, beberapa sastrawan beranggapan bahwa kritik sastra
H.B. Jassin bergaya konvensional, sedangkan pada saat itu telah mulai
bermunculan para sastrawan yang mengedepankan gaya eksperimental dalam karya-karya mereka.
Beberapa peristiwa dan kontroversi sastra pernah melibatkan H.B. Jassin. Pada
tahun 1956, ia membela Chairil Anwar yang dituduh sebagai plagiat, melalui
bukunya yang terkenal berjudul "Chairil Anwar Penyair Angkatan 45".
Ia juga turut menanda-tangani Manifesto Kebudayaan (Manikebu) tahun 1963, yang
membuatnya dikecam sebagai anti-Soekarno oleh kalangan Lekra dan membuatnya
dipecat dari Lembaga Bahasa Departemen P & K dan staf pengajar UI. Demikian
pula ketika ia muat cerpen "Langit Makin Mendung" karya Ki Panji
Kusmin di Majalah Sastra tahun 1971. Karena menolak mengungkapkan nama asli
pengarang cerpen yang isinya dianggap "menghina Tuhan" tersebut, H.B.
Jassin dijatuhi hukuman dilarang menerbitkan sesuatu yang berbau sastra selama
satu tahun. Peninggalan selama hidupnya, H.B. Jassin juga dikenal sangat ahli
dan tekun dalam mendokumentasikan perkembangan sastra Indonesia .
Hasil jerih-payahnya saat ini dapat ditemukan pada Pusat Dokumentasi Sastra
H.B. Jassin di Taman Ismail Marzuki, Jakarta .
H.B. Jassin meninggal dunia pada hari Sabtu, 11 Maret 2000 di Rumah Sakit Cipto
Mangunkusumo dalam usia 83 tahun. Ia meninggalkan empat anaknya yaitu Hannibal
Jassin,Mastinah Jassin,Julius Firdaus Jassin,Helena Magdalena Jassin 10 orang
cucu dan 1 orang cicit. Ia dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Nasional
Kalibata, Jakarta .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar